Ada 4 keunikan yang akan kalian temukan, lihat selengkapnya:
1) Mobil labi-labi/ Mobil Angkutan Umum
Di dunia atau paling tidak di Asia Tenggara, mungkin hanya di Aceh lah yang punya mobil dengan tampilan seperti ini.
Sebenarnya ini hanyalah mobil pick up bak terbuka. Setelah di edit sana sini dan diutak-atik serta ditambahi ini itu, maka jadilah mobil labi-labi tersebut. Mobil ini punya tempat duduk untuk penumpang yang saling berhadap-hadapan seperti suasana di angkot. Bedanya jika angkot hanya melayani rute dalam kota, sedangkan di Aceh mobil labi-labi ini siap mengantar penumpang antar kota bahkan antar kabupaten.
Di masa jayanya, armada labi-labi merupakan angkutan umum paling populer di provinsi Aceh. Sayangnya, dengan semakin mudahnya masyarakat memliki kendaraan pribadi, mobil labi-labi semakin kehilangan konsumen. Sudah jarang orang mau naik labi-labi jika berpergian. Masyarakat lebih memilih naik motor ataupun mobil pribadi.
Makanya mobil ini beredarnya sudah tidak sebanyak dulu. Bahkan diprediksi bahwa dalam 500 tahun ke depan mobil labi-labi sudah punah dari jalanan-jalanan di Aceh.
2) Kopi Saring
Kopi di mana-mana memang ada. Tapi hanya di Aceh saja yang menyediakan kopi hitam yang cara penyajiaan sangat berbeda. Kopi hitam yang disaring berkali-kali hingga menghasilkan kopi yang benar-benar mantap tanpa ampas.
Di warung kopi sambil menunggu kopi pesanan, kita bisa menonton atraksi sang chief ketika menyaring kopi, yang mana dalam atraksi tersebut sang chief memegang cangkir dengan tangan kanan dan saringan di tangan kiri.
Cangkir besar berisi kopi yang telah diseduh diangkat tinggi, lalu dituangkan ke saringan, kemudian gantian saringan diangkat tinggi, lalu cangkir tadi menadah air kopi yang mengucur dari saringan. Begitu terus berkali-kali sampai kopi siap dihidangkan. Dan rasanya... Yummy. Beda banget, tidak terasa seperti es campur.
Di Aceh banyak sekali warung kopi saring seperti ini, terutama di kota-kota. Hampir tiap beberapa meter ada warung kopi saring. Penikmatnya dari semua kalangan. Kalau di daerah-daerah lain pecinta kopi hitam kebanyakan didominasi oleh orang-orang tua. Beda sama di Aceh, dari anak SMA, mahasiswa, pejabat, polisi, tentara, rakyat biasa, raja-raja, semuanya betah nongkrong di warkop untuk menikmati kopi saring. Sambil ngobrolin topik-topik lagi hangat ataupun sambil nonton bola memang sangat nikmat rasanya.
3) Kopi Gelas Terbalik
Kopi gelas terbalik? Apaan tuh? Nah, kopi ini dalam menyajikannya sangatlah berbeda dari kopi saring, yang mana kopi ini disajikan dengan posisi gelas terbalik. Meski terbalik, tidak perlu khawatir kopinya bakal tumpah, sebab di bawah mulut gelas sudah dialasi piring kecil. Cara meminumnya adalah disedot menggunakan pipet atau sedotan seperti halnya kita minum es.
Di Aceh, penyedia kopi gelas terbalik tidak sebanyak kopi saring, jadi agak susah mencarinya. Tapi, kamu bisa menikmati kopi gelas terbalik ini di tepi pantai Ujung Karang, Meulaboh. Betapa mantapnya menikmati kopi terbaik ini di waktu sore hari sambil menikmati senja diiringi deburan ombak samudera Hindia. wuuiihhh ...
Kopi gelas terbalik ini enaknya memang enak banget, apalagi kalau dinikmati segelas berdua bersama kekasih tersayang, sambil senyum-senyum saling pandang dan gigit-gigit pipet. Hahaha!
4) Warung Makan
Jika di daerah lain ketika masuk ke warung makan, siklusnya adalah kita langsung menuju meja yang kosong, lalu ada pelayan datang untuk menindaklanjuti apa yang mau kita pesan, lalu tidak lama kemudian pelayan datang lagi menyuguhkan pesanan.
Di warung-warung makan Aceh hampir tidak seperti itu. Di sana, kita mengambil sendiri apa yang ingin kita makan layaknya di rumah sendiri. Bukan tidak dilayani tapi memang begitulah tradisinya. Begitu masuk warung makan, kita mengambil piring sendiri, menciduk nasi sendiri, mangambil lauk pauk sendiri, dan itu terserah kita mau mengambil berapa banyak. Nanti kalau ingin nambah kita juga bebas mengambil sendiri.
Untuk nasi dan sayur, mau makan sedikit atau banyak harganya sama. Kecuali untuk lauk ikan, kalau mau nambah akan dikenai biaya per potong.