Sering Buang Air Kecil dimalam Hari, Ini Penyebabnya


Sebelumnya, Anda harus memastikan apakah anda memang terlalu banyak minum atau waktu minum Anda mendekati jam tidur sehingga terbangun di malam hari untuk buang air kecil.

Bila tidak demikian, perhatikanlah gejala lain yang mungkin Anda rasakan.

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang menyebabkan seringnya buang air kecil serta gejala lain yang mungkin menyertai.
  • Diabetes. Sering buang air kecil dengan jumlah urine yang tidak normal seringkali merupakan gejala diabetes. Hal ini disebabkan karena tubuh berusaha membersihkan glukosa yang tidak terpakai di darah melalui urine.
  • Infeksi saluran kemih. Ingin selalu buang air kecil yang tidak dapat ditahan serta diiringi demam dan rasa tidak nyaman atau nyeri pada area perut dapat menjadi pertanda infeksi saluran kemih.


  • Infeksi ginjal. Selain sering buang air kecil, gejalanya antara lain sakit punggung, sakit pada pangkal paha, mual, muntah, diare, demam, serta gemetaran.
  • Batu ginjal. Ini merupakan batu mineral yang terbentuk di dalam kandung kemih ketika urine terkonsentrasi. Gejala lainnya adalah kencing yang keluar sedikit-sedikit disertai rasa nyeri, bangun tidur di malam hari untuk kencing, sakit pada perut bagian bawah, terdapat darah pada urine atau warna urine berubah gelap maupun keruh.
  • Kehamilan. Pada awal kehamilan, uterus akan tumbuh dan menekan kandung kemih, sehingga menyebabkan sering buang air kecil.
  • Kandung kemih terlalu aktif (overactive bladder). Kondisi di mana otot kandung kemih berkontraksi tiba-tiba secara tidak terkontrol sehingga menyebabkan keinginan untuk buang air kencing walaupun kandung kemih belum penuh urine.
  • Gangguan prostat. Pembesaran prostat dapat menekan uretra atau saluran kemih dan menutup aliran urine. Hal ini menyebabkan dinding kandung kemih mengalami iritasi. Akibatnya, kandung kemih menjadi mudah berkontraksi bahkan ketika hanya ada sedikit urine, sehingga sering muncul rasa ingin buang air kecil.
  • Mengonsumsi obat-obatan diuretik, yaitu obat untuk tekanan darah tinggi atau penimbunan cairan di ginjal. Obat ini akan membuang cairan berlebih di dalam tubuh, mengakibatkan keinginan buang air kecil secara terus menerus.
  • Stroke atau penyakit saraf. Kerusakan pada saraf yang berkaitan dengan fungsi kandung kemih dapat memicu seringnya buang air kecil.
  • Divertikulitis atau peradangan pada dinding usus besar. Gejalanya yaitu rasa nyeri yang berawal dari pusar dan bergerak ke perut bagian bawah, demam, sering buang air kecil yang disertai rasa nyeri saat kencing, dan pendarahan dari dubur.
  • Faktor psikologis. Salah satunya adalah kecemasan berlebihan yang berlangsung lama. Misalnya kekhawatiran tentang keuangan, pekerjaan, sekolah, atau keluarga, tapi tidak dapat menjelaskan penyebabnya secara spesifik (gangguan cemas menyeluruh). Gejala selain sering buang air kecil yaitu jantung berdebar-debar, berkeringat, otot tegang, sulit tidur, mudah terkejut, mudah marah, sulit konsentrasi, gemetaran, mual, diare, sakit punggung, serta sakit kepala.


Biasanya diperlukan pemeriksaan urine untuk mengetahui apakah ada senyawa abnormal dalam urine. Selain itu, mungkin juga dilakukan tes lainnya seperti tes pencitraan, tes neurologis, serta tes urodinamik. Tes pencitraan seperti USG bertujuan untuk menampilkan gambar dari dalam tubuh. Tes neurologis bertujuan untuk memeriksa apakah ada gangguan saraf. Sedangkan tes urodinamik berguna untuk memeriksa seberapa baik keadaan kandung kemih, sfingter, dan uretra.